News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Breaking News

Menjelajah Waktu di Pasar Paringan

Menjelajah Waktu di Pasar Paringan

Foto: IG @pasarpapringan

MAU
ke pasar  tradisional dengan suasana tempo dulu yang menyenangkan? Datanglah ke Pasar Papringan , Temanggung. Suasana dan makanan yang ditawarkan bukan saja menggugah selera, tapi juga memunculkan banyak kenangan tentang jajanan dan makanan tempo dulu. Suasananya menyenangkan, di tengah hutan bambu dengan konsep pasar tradisional yang ramah lingkungan.

Pasar Papringan terletak di Desa Ngadiprono, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung. Dilaksanakan setiap Minggu Wage dan Minggu Pon penanggalan Jawa, buka pukul 06.00 hingga 12.00. Pengunjungnya beragam dan semakin siang semakin berjubel. Bukan hanya warga setempat, tapi juga  wisatawan dari berbagai daerah bahkan dari Pulau Jawa, dan kini juga dikunjungi wisatawan mancanegara.

Pasar ini memang istimewa. Dibuat di tengah hutan bambu, ramah lingkungan dan tidak menggunakan plastik untuk pembungkus. Pengunjung yang ingin membawa pulang bisa membeli keranjang bambu dengan harga sangat terjangkau hanya dua keping uang bambu, satu keping seharga Rp2.000.

Wadah-wadah yang digunakan juga ramah lingkungan. Pincuk dan tangkir daun pisang, batok kelapa, dan sebagainya. Untuk mencuci peralatan dari bambu dan batok kelapa pun tidak menggunakan sabun, tetapi lerak, pembersih tradisional dari pohon lerak.

Makanan, minuman, dan jajanan tradisional yang disajikan dimasak dengan arang, tanpa pengawet dan tanpa pewarna. Itu dipertahankan dan menjadi syarat warga yang berjualan di Pasar Papringan.

Foto: IG @pasarpapringan

Jika ingin mendapatkan suasana yang belum terlalu ramai, datanglah pagi-pagi sekali. Jangan lupa membeli uang pring yang dikemas dalam rencengan Rp10 ribu, Rp20 ribu, dan Rp50 ribu. Sebagai gambaran, rata-rata harga makanan 2 hingga 3 pring. Tiga gorengan rata-rata dihargai 2 pring. Mainan dan suvenir sekitar 4 sampai 5 pring.

Apa saja yang bisa dibeli? Ini yang bikin kalap. Berbagai makanan tradisional menggoda dan sebagian sudah sulit diperoleh bisa dibeli di sini. Di antaranya sego jagung, gudeg, sego abang, clorot, wajik, gemblong, timus, cenil, kolak kimpul, dawet ireng, hingga aneka lauk pauk yang pasti menggoda.

Pasar Papringan juga efektif untuk mengenalkan keragaman makanan dan permainan tradisional, serta sikap ramah lingkungan pada anak-anak. Di pasar ini dijual dan bisa dimainkan berbagai jenis permainan anak-anak, mulai dari engrang hingga jenis permainan tempo dulu lainnya. (D-1)

Info:

  • Pasar Papringan buka setiap hari Minggu pon dan Wage.
  • Bagaimana cara mencapai Pasar Papringan? Nah ini, pasar ini benar-benar terletak di desa. Menggunakan atau menyewa kendaraan adalah cara yang paling praktis saat menginap di Yogyakarta, Magelang, atau Temanggung.
  • Bagaimana jika menggunakan kendaraan umum? Dari Yogyakarta bisa naik bus jurusan Magelang. Dari Terminal Magelang bisa naik bus lagi jurusan Wonosobo dan turun di Maron. Dari Maron bisa menggunakan ojek. Yang perlu diingat, angkutan umum hanya sampai ja, 17.00 WIB.
  • Cara lain yang mudah adalah menginap di penginapan atau pun home stay yang dikelola satu manajemen dengan Pasar Papringan. Ada penginapan Omah Tani dan Omah Yudi yang jaraknya sekitar 7 km atau 20 menit berkendara ke Pasar Papringan. Harga per pondok untuk 4 orang Rp700 ribu sudah termasuk uang pring untuk sarapan dan makan malam. Pagi-pagi, pihak hotel akan membantu memesankan ojek pada penduduk setempat untuk mengantar jemput ke Pasar Papringan. Sekali perjalanan biayanya antara Rp25 ribu hingga Rp30 ribu.
  •  Jika ingin akses yang lebih mudah lagi ke Pasar Papringan bisa menginap di Tambujatra, homestay-homestay yang dikelola penduduk. Harganya Rp200 ribu perorang.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Posting Komentar